Sampai dengan tahun 1993 di seluruh Indonesia baru ada 12 Fakultas Kedokteran Gigi, bila dihitung dari sejak STOVIT dibuka pada tahun 1928 maka laju pertumbuhan jumlah Fakultas Kedokteran Gigi adalah 0,18% per tahun.Namun angka itu bertambah dengan cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir ini, dari tahun 2004 sampai 2008 telah berdiri 10 Sekolah Kedokteran Gigi baru. Sebagian besar bentuknya tidak lagi fakultas, tetapi program studi kedokteran gigi yang merupakan bagian dari fakultas kedokteran, bagian dari fakultas ilmu kesehatan, adapula program studi kedokteran gigi yang berdiri sendiri tidak berinduk pada fakultas.Sekolah Kedokteran Gigi yang muncul di tahun 2000-an adalah Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya di Palembang, Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Syah Kuala di Banda Aceh, Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Muhamaddiyah di Yogyakarta, Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Syam Ratulangi di Manado, Program Studi Kedokteran Gigi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata di Kediri, Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Sudirman di Purwokerto, Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Agung di Semarang, Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas di Padang, Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha di Bandung, serta Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prima Indonesia di Medan.Bila dihitung berarti ada 22 sekolah kedokteran gigi yang beroperasi di Indonesia saat ini. Jumlah tersebut dipastikan akan bertambah lagi karena beberapa perguruan tinggi telah mengambil ancang-ancang untuk membuka Program Studi Kedokteran Gigi, mereka adalah Universitas Yarsi di Jakarta, Universitas Islam Indonesia di Yogyakarta, Universitas Mulawarman di Palangkaraya, dan Universitas Jenderah Ahmad Yani di Bandung.Semakin banyaknya jumlah sekolah kedokteran gigi tentu memberi efek positif bagi pertambahan jumlah dokter gigi, namun bagi pemerataan sebaran dokter gigi agaknya masih jauh dari harapan karena mayoritas sekolah kedokteran gigi baru masih berlokasi di Jawa. Yang pasti beban kerja Ditjen Dikti Depdiknas, Kolegium Kedokteran Gigi, serta Konsil Kedokteran Gigi akan semakin berat karena harus membina dan mengawasi lebih banyak lagi sekolah kedokteran gigi agar tetap menghasilkan lulusan yang memenuhi standar. *Dentamedia No 4 Vol 12 Okt-Des 2008. Naskah: Kosterman Usri. Foto: Dadan Triawan
6 komentar untuk "JUMLAH SEKOLAH KEDOKTERAN GIGI SEMAKIN BANYAK"
Di dalam penyelenggaraan pendidikan dokter gigi ini, Prodi IKG FK-UY telah mempunyai 2 angkatan. Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) menetapkan bahwa setiap Program Studi Ilmu Kedokteran Gigi yang baru berdiri, dalam 3 tahun pertama harus menerima mahasiswa tidak tebih dari 50 orang.
Saat ini staf edukatif PSKG-UY sebanyak 16 orang dengan kualifikasi pendidikan S-2, Sp-1, S-3 dan Guru Besar sehingga diharapkan mahasiswa memperoleh pendidikan dokter gigi oleh tenaga edukatif yang berkualitas. Saat ini Prodi IKG FK-UY merupakan bagian dari FK-UY sehingga untuk basic medical science / ilmu kedokteran dasar diberikan oleh staf edukatif pendidikan dokter. Untuk kualitas pendidikan dokter pada FK-UY sudah tidak perlu diragukan kualitasnya karena pendidikan dokter pada FK-UY mendapatkan akreditasi “A” dari BAN-PT.
Prodi IKG FK-UY dibagi 2 tahap pendidikan, yaitu :
Program Pendidikan Akademik (S-1) dengan lama pendidikan 3,5 tahun dibagi menjadi 7 semester dan setelah lulus akan mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi (S.KG).
Program Pendidikan Profesi (Profesi Dokter Gigi) dengan lama pendidikan 1,5 tahun dibagi menjadi 3 semester dan setelah lulus akan mendapatkan gelar Dokter Gigi (drg).
Prodi IKG FK-UY saat ini sedang membangun Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Pendidikan Universitas YARSI (RSKGMP-UY) yang berada satu kompleks Kampus Universitas YARSI dan telah mempunyai surat rekomendasi pendirian RSKGMP nomor 8592/-1.779.3 dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. RSKGMP-UY ini nantinya akan menjadi Dental Teaching Hospital bagi mahasiswa ko-ass (profesi), tentunya di dalam bekerja ke pasien setiap mahasiswa ko-ass di bawah supervisi instruktur Dokter Gigi/Dokter Gigi Spesialis.
Di DKI Jakarta saat ini telah terdapat 3 RSKGMP, yaitu RSKGMP-UI, RSGMP-Trisakti dan RSKGMP-Moestopo. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada RSKGMP-UY akan menjadi yang ke empat di DKI Jakarta, dan diharapkan dapat menjadi pusat pendidikan dan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang berkualitas di Indonesia khusus nya di wilayah DKI Jakarta dan JABODETABEK.