"Marhamah Karvov" adalah judul
novel terakhir dari tetralogi Laskar Pelangi karya novelis termasyur Andrea
Hirata. Entah kenapa, pada novel ini tokoh yang banyak diceritakan adalah
seorang dokter gigi. Alkisah, sejak puluhan tahun Indonesia merdeka, belum
pernah ada seorangpun dokter gigi yang ditempatkan di Kecamatan Gantung.
Sampai suatu hari, Ketua Karmun yang menjadi Kepala Desa berhasil membujuk pejabat di Tanjong Pandan untuk menempatkan seorang dokter gigi. Desa itu menjadi heboh dengan persiapan penyambutan sang dokter gigi, dari Penari Serampang Dua Belas, pembaca deklamasi, penyanyi, musisi, sampai siapa yang akan memberi kalungan bunga dipersiapkan dengan matang.
Sampai suatu hari, Ketua Karmun yang menjadi Kepala Desa berhasil membujuk pejabat di Tanjong Pandan untuk menempatkan seorang dokter gigi. Desa itu menjadi heboh dengan persiapan penyambutan sang dokter gigi, dari Penari Serampang Dua Belas, pembaca deklamasi, penyanyi, musisi, sampai siapa yang akan memberi kalungan bunga dipersiapkan dengan matang.
Apa yang kemudian terjadi pada hari
penyambutan adalah gabungan antara kelucuan dan keharuan. Ketika ambulans yang
membawa dokter gigi baru dengan sirenenya yang diraungkan sampai ke halaman
Balai Negeri --tempat upacara penyambutan dilakukan-- turunlah dari mobil
tersebut seorang gadis Tionghoa kecil nan lucu berambut poni, memakai baju
putih, celana katun selutut, rangsel pink, serta sepatu kets
dengan kaos kaki semata kaki. "Selamat datang, Dik," sambut Ketua
Karmun ramah. "Bapakmu masih di mobil, ya? "Saya Diaz," ucapnya
tegas, "Dokter Gigi Budi Ardiaz
Tanuwijaya."
Kemudian
intro lagu Indonesia Raya terdengar, serentak para hadirin berdiri, drg.
Diaz mengeluarkan jas dari tasnya dan mengenakannya dengan bangga, jas
almamater biru berlambang trisula, dari sebuah universitas terkenal di
Jakarta. Demikianlah nasib pelosok
Indonesia, sampai saat ini mungkin ada jutaan penduduk Indonesia yang belum
pernah berjumpa dengan dokter gigi
karena belum pernah seorangpun dokter gigi ditempatkan di daerahnya.
Mengatasi masalah ini, pemerintah
mengeluarkan jurus baru bernama "Nusantara Sehat". Bila pada program
PTT tenaga kesehatan secara individual ditempatkan di Puskesmas, maka pada
Nusantara Sehat satu tim tenaga kesehatan ditempatkan bersamaan di Puskesmas .
Program Nusantara Sehat merupakan salah satu bentuk kegiatan yang
dicanangkan oleh Kemenkes dalam upaya mewujudkan fokus kebijakan tersebut.
Program ini dirancang untuk mendukung pelaksanaan program Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang diutamakan oleh pemerintah
guna menciptakan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.
Penguatan yankes primer adalah garda terdepan dalam pelayanan kesehatan
masyarakat yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan dan melakukan upaya
preventif melalui pendidikan kesehatan, konseling serta skrining
(penapisan).
Tujuan dari program Nusantara Sehat ini selain untuk meningkatkan
akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar di daerah terpencil, perbatasan,
kepulauan (DTPK) dan daerah bermasalah kesehatan (DBK) juga
mempunyai tujuan menjaga keberlangsungan pelayanan kesehatan, menggerakan
pemberdayaan masyarakat serta dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
terintegrasi serta meningkatkan retensi tenaga kesehatan yang bertugas di DTPK.
Program Nusantara Sehat bertujuan untuk menguatkan layanan kesehatan
primer melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar
di DTPK dan DBK juga mempunyai tujuan menjaga keberlangsungan pelayanan
kesehatan, menggerakan pemberdayaan masyarakat serta dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang terintegrasi serta meningkatkan retensi tenaga kesehatan yang
bertugas di DTPK.
Program ini merupakan program lintas Kemenkes yang fokus tidak hanya pada
kegiatan kuratif tetapi juga promotif dan preventif untuk mengamankan kesehatan
masyarakat dari daerah yang paling
membutuhkan sesuai dengan Nawa Cita.
Program Nusantara Sehat melalui penempatan tenaga kesehatan berbasis tim, dilakukan berdasarkan hasil kajian terhadap distribusi tenaga kesehatan yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2012. Salah satu rekomendasi kajian adalah bahwa penempatan tenaga kesehatan untuk daerah tertentu lebih baik dilakukan berbasis tim.
Kajian tersebut ditindaklanjuti dengan uji coba penempatan tenaga kesehatan berbasis tim pada tahun 2014 di 4 Puskesmas pada 4 kabupaten di 4 Propinsi (Prop. Sumatra Utara, Kalimantan Barat, Maluku dan Papua) dan berhasil meningkatkan kunjungan Puskesmas serta Upaya Kesehatan Masyarakat. Dari segi tenaga kesehatan mereka merasa lebih nyaman karena ditempatkan dan bekerja dalam satu tim.
Sebelumnya Kantor Urusan Khusus Presiden RI untuk Millennium Development Goals (KUKP-RI MDGs) juga telah membuat program Pencerah Nusantara yang pola penempatannya juga berbasis tim.
Pendekatan yang dilakukan program Nusantara Sehat bersifat komprehensif dengan melibatkan anggota tim dengan berbagai jenis tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi, dan tenaga kefarmasian.
Target pelaksanaan program Nusantara Sehat adalah Puskesmas yang berlokasi di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) di 44 Kabupaten di Indonesia dan melibatkan setidaknya 600 tenaga kesehatan. Kesulitan yang dihadapi selama ini oleh Puskesmas, khususnya yang berada di DTPK adalah kurangnya tenaga kesehatan sehingga fungsi puskesmas tidak optimal.
Program Nusantara Sehat melalui penempatan tenaga kesehatan berbasis tim, dilakukan berdasarkan hasil kajian terhadap distribusi tenaga kesehatan yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2012. Salah satu rekomendasi kajian adalah bahwa penempatan tenaga kesehatan untuk daerah tertentu lebih baik dilakukan berbasis tim.
Kajian tersebut ditindaklanjuti dengan uji coba penempatan tenaga kesehatan berbasis tim pada tahun 2014 di 4 Puskesmas pada 4 kabupaten di 4 Propinsi (Prop. Sumatra Utara, Kalimantan Barat, Maluku dan Papua) dan berhasil meningkatkan kunjungan Puskesmas serta Upaya Kesehatan Masyarakat. Dari segi tenaga kesehatan mereka merasa lebih nyaman karena ditempatkan dan bekerja dalam satu tim.
Sebelumnya Kantor Urusan Khusus Presiden RI untuk Millennium Development Goals (KUKP-RI MDGs) juga telah membuat program Pencerah Nusantara yang pola penempatannya juga berbasis tim.
Pendekatan yang dilakukan program Nusantara Sehat bersifat komprehensif dengan melibatkan anggota tim dengan berbagai jenis tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi, dan tenaga kefarmasian.
Target pelaksanaan program Nusantara Sehat adalah Puskesmas yang berlokasi di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) di 44 Kabupaten di Indonesia dan melibatkan setidaknya 600 tenaga kesehatan. Kesulitan yang dihadapi selama ini oleh Puskesmas, khususnya yang berada di DTPK adalah kurangnya tenaga kesehatan sehingga fungsi puskesmas tidak optimal.
Melalui program Nusantara Sehat, Kemenkes berupaya untuk memperkuat
puskesmas yang ada di daerah-daerah tersebut dengan menempatkan setidaknya 600
tenaga kesehatan tambahan ke 120 Puskesmas di seluruh Indonesia.
Peserta program adalah para tenaga profesional kesehatan dengan latar belakang tenaga kesehatan yang berbeda yang terdiri dari dokter, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi, dan tenaga kefarmasian, dengan persyaratan usia di bawah 35 tahun dan bersedia mengabdikan dirinya untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai kebutuhan Kementerian Kesehatan.
Peserta Tim Nusantara Sehat akan melalui proses seleksi administrasi dan seleksi psikologi (test psikologi, focus group discussion, dan wawancara). Peserta yang lolos seleksi adalah peserta yang memperlihatkan kemampuan sosialisasi dan berkomunikasi yang baik, memperlihatkan inisiatif dan pengambilan keputusan yang baik, serta berkomitmen terhadap tanggung jawab.
Penugasan Tim Nusantara Sehat adalah selama dua tahun, sebelum penugasab terlebih dahulu peserta mengikuti pembekalan yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Pusat Pendidikan Kesehatan Kodiklat TNI Angkatan Darat dan Rindam Jaya.
Dentamedia No 4 Vol 19 Okt-Des 2015. Naskah: Kementerian Kesehatan, Kosterman Usri, Foto: youtube.com
Peserta program adalah para tenaga profesional kesehatan dengan latar belakang tenaga kesehatan yang berbeda yang terdiri dari dokter, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi, dan tenaga kefarmasian, dengan persyaratan usia di bawah 35 tahun dan bersedia mengabdikan dirinya untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai kebutuhan Kementerian Kesehatan.
Peserta Tim Nusantara Sehat akan melalui proses seleksi administrasi dan seleksi psikologi (test psikologi, focus group discussion, dan wawancara). Peserta yang lolos seleksi adalah peserta yang memperlihatkan kemampuan sosialisasi dan berkomunikasi yang baik, memperlihatkan inisiatif dan pengambilan keputusan yang baik, serta berkomitmen terhadap tanggung jawab.
Penugasan Tim Nusantara Sehat adalah selama dua tahun, sebelum penugasab terlebih dahulu peserta mengikuti pembekalan yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Pusat Pendidikan Kesehatan Kodiklat TNI Angkatan Darat dan Rindam Jaya.
Dentamedia No 4 Vol 19 Okt-Des 2015. Naskah: Kementerian Kesehatan, Kosterman Usri, Foto: youtube.com
Posting Komentar untuk "MENGHADIRKAN DOKTER GIGI DI TEPIAN NUSANTARA"