Kelangkaan anestesi lokal dalam bentuk karpul telah menyebabkan tersendatnya pelayanan pasien. Penyebabnya karena izin edar yang belum dimiliki oleh produk anestesi berbentuk karpul. Mengatasi hal ini, anaestesi tanpa izin edar akan dimasukan dengan jalur khusus SAS (Special Access Scheme).
Demikian hasil pertemuan PDGI, Kemenkes, BPOM, dan asosiasi importir obat sebagaimana disampaikan dalam siaran pers Pengurus Besar PDGI yang diterima Dentamedia Jumat 8 Desember 2017.
Pemasukan obat melalui jalur SAS ini bersifat sementara karena sejatinya SAS hanya untuk memasukan obat tanpa izin edar demi kepentingan pengobatan pasien dengan penyakit langka. Impor tetap dilakukan oleh perusahaan dengan izin impor obat, Surat Keterangan Impor (SKI) yang dikeluarkan Badan POM dalam skema ini hanya berlaku untuk satu kali memasukan obat. Untuk kasus anastesi karpul ini, telah ditunjuk PT Kimia Farma (Persero) untuk memasukan 9 juta karpul.
Permasalahan kelangkaan obat merupakan buah penertiban yang dilakukan oleh Badan POM, setelah selama itu obat kedokteran gigi banyak yang beredar tanpa didukung izin edar yang syah dari pemerintah. Walaupun permasalah ini merugikan pada pelayanan dokter gigi tetapi berdampak positif untuk tujuan yang lebih besar yaitu melindungi pasien dan dokter gigi.
Solusi jangka pendek dengan skema SAS ini merupakan upaya luar biasa mengatasi permasalah yang timbul dilapangan. Dalam pertemuan juga disepakati bahwa untuk dokter gigi yang terlanjur mendapatkan obat anastesi tanpa izin edar dapat terus menggunakannya tanpa perlu takut melangar hukum. Akan tetapi untuk pembelian selanjutnya harus berasal dari importir SAS yang ditunjuk yaitu PT Kimia Farma (Persero). *PB PDGI
Demikian hasil pertemuan PDGI, Kemenkes, BPOM, dan asosiasi importir obat sebagaimana disampaikan dalam siaran pers Pengurus Besar PDGI yang diterima Dentamedia Jumat 8 Desember 2017.
Pemasukan obat melalui jalur SAS ini bersifat sementara karena sejatinya SAS hanya untuk memasukan obat tanpa izin edar demi kepentingan pengobatan pasien dengan penyakit langka. Impor tetap dilakukan oleh perusahaan dengan izin impor obat, Surat Keterangan Impor (SKI) yang dikeluarkan Badan POM dalam skema ini hanya berlaku untuk satu kali memasukan obat. Untuk kasus anastesi karpul ini, telah ditunjuk PT Kimia Farma (Persero) untuk memasukan 9 juta karpul.
Permasalahan kelangkaan obat merupakan buah penertiban yang dilakukan oleh Badan POM, setelah selama itu obat kedokteran gigi banyak yang beredar tanpa didukung izin edar yang syah dari pemerintah. Walaupun permasalah ini merugikan pada pelayanan dokter gigi tetapi berdampak positif untuk tujuan yang lebih besar yaitu melindungi pasien dan dokter gigi.
Solusi jangka pendek dengan skema SAS ini merupakan upaya luar biasa mengatasi permasalah yang timbul dilapangan. Dalam pertemuan juga disepakati bahwa untuk dokter gigi yang terlanjur mendapatkan obat anastesi tanpa izin edar dapat terus menggunakannya tanpa perlu takut melangar hukum. Akan tetapi untuk pembelian selanjutnya harus berasal dari importir SAS yang ditunjuk yaitu PT Kimia Farma (Persero). *PB PDGI
Posting Komentar untuk "SOLUSI KELANGKAAN ANESTESI KARPUL"