Sulitnya mendapatkan obat
anatesi gigi dalam bentuk kemasan karpul, agaknya sebentar lagi akan teratasi.
PT Phapros, Tbk yang berkedudukan di Semarang berencana untuk memproduksinya di
Indonesia.
Demikian disampaikan
Direktur Utama PT Phapros, Tbk. Barokah Sri Utami saat memaparkan invoasi dan
investasi perusahaan farmasi yang berbasis di Semarang tersebut pada Selasa 26
Maret 2019. Beliau mengatakan, langkah itu diambil setelah mendengar permintaan
dari konsumen serta berkonsultasi dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia
(PDGI).
Produk ini merupakan
pengembangan dari Pehacain Pareto yang dibuat Phapros. Investasi senilai Rp. 50
miliar akan digelontorkan untuk memproduksi cartridge ampoule (karpul)
Pehacain melalui mekanisme transfer teknologi (ToT) dari perusahaan
Pierrel yang berkedudukan di Napoli Italia. Total investasi ini meliputi
pembelian mesin produksi sebesar sekitar Rp. 20 miliar dan sisanya untuk
pembangunan infrastruktur.
Sebagai langkah awal, PT
Phapros, Tbk per April 2019 akan mengimpor karpul anastesi dari perusahaan
Pierrel dengan skema SAS (Special Access Scheme), sebagai lankah darurat
untuk mengatasi ketiadaan karpus anastesi yang telah lama dikeluhkan oleh para
dokter gigi.
Melalui mekanisme transfer
teknologi (ToT) diharapkan pada Tahun 2021 sudah dapat diproduksi sendiri di
Indonesia. Phapros akan menjadi perusahaan pertama yang akan memproduksi Karpul
Pehacain di dalam negeri. Menurut Direktur Phapros, teknologi ini sangat
nyaman bagi pasien dan meminimalkan pendarahan, disamping itu dokter gigi juga
diuntungkan karena akan lebih akurat.
Perusahaan yang telah
melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode PEHA ini, bukan nama baru di
industri kedokteran gigi, selama ini telah memproduksi obat anastesi Pehacain
yang nyaris dipakai oleh seluruh dokter gigi di Indonesia. *Berita :
Tribun News, Kontan. Foto : Phapros
Posting Komentar untuk "ANASTESI KARPUL AKAN DIBUAT DI INDONESIA"