Presiden Joko Widodo resmi lantik enam menteri baru dalam susunan Kabinet
Indonesia Maju, Rabu (23/12/2020) di Istana Negara, Jakarta Pusat. Salah satu yang dilantik adalah Budi Gunadi Sadikin yang buan berasal dari kalangan dokter sebagai Menteri Kesehatan.Pelantikan
ini menyusul pengumuman reshuffle kabinet Selasa sore (22/12/2020) lalu.
Tak hanya melantik enam Menteri baru, Presiden Joko Widodo juga melantik lima Wakil
Menteri dalam kabinet. Menteri baru dalam susunan
Kabinet Indonesia Maju, Rabu (23/12/2020) di Istana Negara, Jakarta Pusat.
Pelantikan ini menyusul pengumuman reshuffle kabinet Selasa sore (22/12/2020)
lalu. Komposisi baru Kabinet Indonesia Maju menunjuk Budi Gunadi Sadikin
sebagai Menteri Kesehatan, menggantikan posisi Terawan Agus Putranto.
Penunjukan Budi sebagai Menteri Kesehatan yang bukan berasal dari kalangan tenaga kesehatan, menuai berbagai reaksi. Salah satunya dari Wakil Ketua Umum PD IDI, Slamet Budiarto, dr., SH., M. Kes, yang menyatakan bahwa pemilihan Menteri adalah sepenuhnya hak prerogatif presiden. Sementara Dekan FK UI Prof. Dr. Ari Fahrial Syam, dr., Sp.PD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, FACG mengatakan bahwa tugas Menkes akan sulit dikerjakan selain oleh dokter, sebab Menkes harus mengetahui permasalahan yang terjadi, dan sulit mengetahuinya bila tidak bekerja dalam bidang itu.
Berlawanan dengan pendapat Ari, Pandu Riono, dr. MPH., Ph.D, ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia sempat menulis di akun twitter @drpriono1 bahwa Budi Gunadi Sadikin layak menjadi Menkes yang baru karena semangatnya dalam mengatasi pandemi. Sejalan dengan Pandu, APakar Kesehatan Masyarakat Prof. Hasbullah Thabrany juga menyambut baik terpilihnya Budi pada kursi Menkes. Baginya, tugas Menkes adalah membuat kebijakan dalam bidang kesehatan, yang berpihak pada rakyat, sehingga tugas yang bersifat administratif dan manajerial ini tak perlu diemban oleh seorang dokter. Namun, Hasbullah berharap, Budi didampingi oleh Wakil Menteri dari kalangan dokter untuk membantunya konteks pelayanan kesehatan.
Budi Gunadi Sadikin sebelumnya menjabat sebagai Wakil Menteri I Kementerian BUMN. Memiliki pengalaman yang mumpuni dalam dunia perekonomian, Budi Gunadi Sadikin sebelumnya tidak memiliki latar belakang dalam dunia kesehatan. Lulus sebagai sarjana di bidang fisika nuklir dari Institut Teknologi Bandung di tahun 1988, Budi kemudian beralih mendalami bidang ekonomi dan berkarir di dalamnya. Budi melanjutkan pendidikan sebagai Chartered Financial Consulat (CHFC) dan Chartered Life Underwriter (CLU) di Singapore Insurance Institute pada tahun 2004.
Penunjukan Budi sebagai Menteri Kesehatan yang bukan berasal dari kalangan tenaga kesehatan, menuai berbagai reaksi. Salah satunya dari Wakil Ketua Umum PD IDI, Slamet Budiarto, dr., SH., M. Kes, yang menyatakan bahwa pemilihan Menteri adalah sepenuhnya hak prerogatif presiden. Sementara Dekan FK UI Prof. Dr. Ari Fahrial Syam, dr., Sp.PD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, FACG mengatakan bahwa tugas Menkes akan sulit dikerjakan selain oleh dokter, sebab Menkes harus mengetahui permasalahan yang terjadi, dan sulit mengetahuinya bila tidak bekerja dalam bidang itu.
Berlawanan dengan pendapat Ari, Pandu Riono, dr. MPH., Ph.D, ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia sempat menulis di akun twitter @drpriono1 bahwa Budi Gunadi Sadikin layak menjadi Menkes yang baru karena semangatnya dalam mengatasi pandemi. Sejalan dengan Pandu, APakar Kesehatan Masyarakat Prof. Hasbullah Thabrany juga menyambut baik terpilihnya Budi pada kursi Menkes. Baginya, tugas Menkes adalah membuat kebijakan dalam bidang kesehatan, yang berpihak pada rakyat, sehingga tugas yang bersifat administratif dan manajerial ini tak perlu diemban oleh seorang dokter. Namun, Hasbullah berharap, Budi didampingi oleh Wakil Menteri dari kalangan dokter untuk membantunya konteks pelayanan kesehatan.
Budi Gunadi Sadikin sebelumnya menjabat sebagai Wakil Menteri I Kementerian BUMN. Memiliki pengalaman yang mumpuni dalam dunia perekonomian, Budi Gunadi Sadikin sebelumnya tidak memiliki latar belakang dalam dunia kesehatan. Lulus sebagai sarjana di bidang fisika nuklir dari Institut Teknologi Bandung di tahun 1988, Budi kemudian beralih mendalami bidang ekonomi dan berkarir di dalamnya. Budi melanjutkan pendidikan sebagai Chartered Financial Consulat (CHFC) dan Chartered Life Underwriter (CLU) di Singapore Insurance Institute pada tahun 2004.
Berbagai jabatan strategis sempatdiemban Budi, salah satunya sebagai
Wakil Menteri BUMN pada tahun 2019, mendampingi Menteri BUMN Erick Thohir.
Pandemi Covid-19 memberikan Budi tugas baru sebagai Ketua Satuan Tugas
Pemulihan Ekonomi Nasional atau Satgas PEN.
Sejalan dengan harapan Hasbullah Thabrany, Budi kini disandingkan dengan
Dante Saksono Harbuwono, dr., Sp. PD., Ph. D sebagai Wakil Menteri. Wakil
Menteri dari kalangan dokter diharapkan dapat mendampingi Budi mengurai
permasalahan kesehatan di Indonesia dari segi teknis dan konteks layanan
kesehatan.
Dante merupakan salah satu spesialis penyakit dalam yang berkonsenterasi di bidang endokrinologi dan diabetes. Ia juga memiliki rekam jejak yang baik dalam bidang kedokteran dan manajerial. Selain ekerja sebagai dokter spesialis, Dante juga menduduki posisi Ketua Divisi Metabolik dan Endokrin FK UI, dan Kepala Pusat Diabetes RSCM Kencana. Ayah dua anak ini juga menjabat sebagai Komisaris Pertamina Bina Medika dan aktif dalam berbagai organisasi di Indonesia.
Ramuan baru Presiden Joko Widodo ini diharapkan dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, serta dapat mengurai berbagai permasalahan kesehatan Indonesia yang tak hanya soal Covid-19 belaka. [Berita : Fathin Vania Rahmadani, Foto : Detik]
Dante merupakan salah satu spesialis penyakit dalam yang berkonsenterasi di bidang endokrinologi dan diabetes. Ia juga memiliki rekam jejak yang baik dalam bidang kedokteran dan manajerial. Selain ekerja sebagai dokter spesialis, Dante juga menduduki posisi Ketua Divisi Metabolik dan Endokrin FK UI, dan Kepala Pusat Diabetes RSCM Kencana. Ayah dua anak ini juga menjabat sebagai Komisaris Pertamina Bina Medika dan aktif dalam berbagai organisasi di Indonesia.
Ramuan baru Presiden Joko Widodo ini diharapkan dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, serta dapat mengurai berbagai permasalahan kesehatan Indonesia yang tak hanya soal Covid-19 belaka. [Berita : Fathin Vania Rahmadani, Foto : Detik]
Posting Komentar untuk "MENTERI KESEHATAN BARU BUKAN DOKTER"