Oleh : Paulus Yanuar – Pengurus besar PDGI
Pandemi Covid-19 dampaknya melanda
seluruh kehidupan masyarakat, termasuk di bidang kedokteran gigi. Profesi
kedokteran gigi mengalami disrupsi yang tidak ringan. Meski Pandemi Covid-19
belum usai, namun di samping upaya mengatasinya, perlu dilakukan pemulihan
pelayanan kedokteran
gigi, bersamaan dengan pemulihan seluruh sektor kehidupan masyarakat lainnya.
Telah hampir tiga tahun dunia dilanda Covid-19. Kasus pertama Covid-19 terdeteksi pertama kali di Wuhan Cina pada Desember 2019. Sejak itu Covid-19 menyebar dengan cepat ke seluruh dunia. Pada 30 Januari 2020 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Covid-19 sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat internasional (Public Health Emergency of International Concern), serta kemudian pada 11 Maret 2020 ditetapkan sebagai pandemi.
Di Indonesia, kasus Covid-19 pertama kali ditemukan pada 2 maret 2020. Selanjutnya dengan cepat penyakit tersebut menyebar ke pelbagai wilayah Indonesia. Hingga 12 september 2022, di seluruh Indonesia telah 6.394.340 orang terkonfirmasi Covid-19 dan 157.787 di antaranya meninggal. Sedang di seluruh dunia sebanyak 603.711.760 orang telah terkena dan 6.484.136 orang meninggal karena Covid-19.
Disrupsi Kedokteran
Gigi
Pandemi Covid-19 telah menimbulkan
disrupsi terhadap pelayanan kedokteran gigi yang dapat dikatakan terparah di
zaman modern ini. Dokter gigi dalam menjalankan profesinya rentan terhadap
penularan Covid-19. Walaupun sebenarnya selama ini dokter gigi telah melakukan
upaya pengendalian infeksi secara ketat, namun dengan merebaknya Covid-19
ternyata tidaklah memadai. Hal ini menyebabkan jatuhnya korban yaitu dokter
gigi yang terkena Covid-19 ketika menjalankan praktiknya, serta terdapat pula
yang hingga meninggal. Akibatnya dokter gigi menutup praktiknya, atau pun hanya
secara terbatas pada kasus gawat darurat yang tidak dapat ditunda perawatannya.
Di kalangan
masyarakat juga terdapat rasa khawatir untuk menjalani pelayanan kedokteran
gigi. Keadaan ini menyebabkan hambatan aksesibilitas untuk mendapat kan
pelayanan kedokteran gigi. Sedang di lain pihak, kebutuhan
untuk mendapatkan pelayananan kedokteran gigi merupakan kebutuhan yang memang
nyata terdapat di masyarakat.
Normal Baru
Kedokteran Gigi
Agaknya praktik kedokteran gigi di masa
mendatang tidak akan kembali seperti sebelum pandemi Covid-19. Pelayanan kedokteran gigi mengalami perubahan seturut
perkembangan yang terjadi. Prosesnya tidak mudah karena sama sekali tidak ada
persiapan menghadapi bencana Covid-19 yang tiba-tiba muncul. Namun profesi
kedokteran gigi tidak hendak larut terpuruk dalam disrupsi yang terjadi, melainkan berusaha
bangkit mengatasinya. Berkembang pola pelayanan kedokteran gigi di era normal
baru yang berupaya memberikan perlindungan pada pasien maupun dokter gigi saat
pelayanan kedokteran gigi. Selain itu berkembang pula penggunaan teledentistry,
semakin disadari perlunya pencegahan penyakit gigi dan mulut, serta
meningkatnya pemahaman mengenai pentingnya kesehatan dalam kehidupan
masyarakat.
Kini pelayanan kedokteran gigi sudah mulai dibuka kembali, namun dengan pengamanan yang ketat untuk menghindari penularan Covid-19 terutama dalam bentuk penggunaan APD (Alat Pelindung Diri), peralatan untuk Mengendalikan aerosol pada kegiatan praktik dokter gigi, penggunaan disinfektans secara meluas, dan tindakan pengendalian infeksi lainnya.
Vaksinasi Covid-19 yang dilakukan terhadap tenaga kesehatan gigi serta masyarakat luas juga mendukung dibukanya kembali pelayanan kedokteran gigi. Selain tindakan untuk pengendalian infeksi dalam pelaksanaan praktik kedokteran gigi juga semakin dikembangkan kedokteran gigi dengan tindakan invasif seminimal mungkin (minimally invasive dentistry). Hal ini dilakukan untuk menjamin keselamatan bukan hanya tenaga kesehatan namun juga pasien pada pelaksanaan praktik kedokteran gigi.
Berkembang teledentistry yakni pelayanan kedokteran gigi menggunakan peralatan komunikasi untuk menghubungkan pasien dengan dokter gigi. Dengan teledentistry tidak lagi seluruh pelayanan kedokteran gigi perlu berlangsung secara tatap muka. Teledentistry mengisi kebutuhan pada era pandemi Covid-19 ketika pelayanan kedokteran gigi terbatas, atau bahkan sama sekali tidak dapat dilaksanakan. Terjadinya pandemi Covid-19 telah mengakselerasi peningkatan perkembangan teledentistry. Keadaan ini diperkirakan akan berlangsung terus meskipun kelak pandemi Covid-19 telah berlalu. Teledentistry bermanfaat pula untuk proses seleksi terhadap pasien yang sebenarnya tidak perlu melakukan kunjungan ke klinik gigi. Selanjutnya teledentistry efektif pula untuk melaksanakan pendidikan kesehatan gigi serta pencegahan penyakit gigi dan mulut dengan cakupan wilayah serta jumlah peserta yang meluas.
Covid-19 menyebabkan kesulitan dalam aksesibilitas untuk mendapatkan pelayanan kedokteran gigi. Pada situasi ini tumbuh kesadaran mengenai semakin pentingnya pencegahan penyakit gigi dan mulut. Sebenarnya penyakit gigi dan mulut tidak perlu terjadi, apalagi sampai menimbulkan dampak yang parah, bila dilakukan upaya pencegahan.
Peningkatan kesadaran terhadap pencegahan penyakit gigi dan mulut perlu ditanggapi dengan baik oleh kalangan profesi kedokteran gigi. Perlu dirancang program pencegahan penyakit gigi dan mulut secara lebih intensif dan meluas. Inilah kesempatan untuk meningkatkan kegiatan seperti pendidikan kesehatan gigi bagi masyarakat, anjuran menyikat gigi secara teratur dan benar, pengendalian diet, hingga fluoridasi serta juga pemeriksaan untuk deteksi dini penyakit gigi dan mulut.
Dampak Covid-19 yang menimbulkan distrupsi dalam seluruh sektor kehidupan masyarakat juga semakin menumbuhkan kesadaran akan pentingnya kesehatan dalam kehidupan masyarakat. Dengan tumbuhnya kesadaran akan pentingnya kesehatan, terdapat pula peluang bagi profesi kedokteran gigi untuk menumbuhkan pemahaman masyarakat bahwasanya kesehatan gigi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh kesehatan tubuh.
Pulih
Bersama
Kementerian Kesehatan sejak 2011
menetapkan tanggal 12 september sebagai Hari Kesehatan Gigi Nasional (HKGN).
Hari Kesehatan Gigi Nasional merupakan momen untuk menggugah kesadaran mengenai
peran kesehatan gigi dalam menunjang kesejahteraan masyarakat serta menggalang
kebersamaan untuk mengatasi permasalahan kesehatan gigi dan mulut. Kebersamaan
bukan hanya di kalangan profesi kedokteran gigi, namun juga dengan tenaga
kesehatan lainnya, pemerintah, para pengambil keputusan, LSM, perguruan tinggi,
dunia usaha, serta seluruh masyarakat. Dengan keterpaduan bersama
diharapkan melahirkan tekad bersama untuk ditingkatkannya upaya kesehatan gigi.
Tahun ini dalam kaitan dengan bangkit dan pulihnya kehidupan masyarakat dari pandemi Covid-19, maka tema HKGN 2022 adalah: Pulih Bersama dengan Senyum Sehat Indonesia. Tema ini menunjukkan komitmen profesi kesehatan gigi untuk berperan serta dalam upaya seluruh masyarakat untuk bangkit dan pulih dari pandemi Covid-19.
Pelbagai kegiatan dilakukan dalam rangka HKGN 2022 seperti bakti sosial pemeriksaan dan pengobatan gigi, seminar, penyuluhan, perlombaan, kampanye kesehatan gigi, dan juga talk show serta konferensi pers. Dalam rangka hari kesehatan gigi dilakukan pula program penjangkauan masyarakat secara meluas melalui media massa maupun media sosial. Walau pandemi Covid-19 belum berakhir, namun kegiatan HKGN di tahun 2022 ini lebih leluasa dilakukan dibanding tahun-tahun sebelum nya. Meski demikian harus tetap taat menjalankan protokol kesehatan.
Hal yang menonjol pada HKGN tahun 2022 ini adalah PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia) menyelenggarakan kegiatan sikat gigi massal bagi siswa sekolah yang dijalankan di seluruh wilayah Indonesia. Dicanangkan kegiatan sikat gigi massal diikuti sekitar 700 ribu siswa dari 2.521 sekolah dasar di seluruh Indonesia, serta dicatatkan sebagai rekor MURI.
Kegiatan sikat gigi massal dijalankan sesuai dengan kesadaran untuk pencegahan penyakit gigi yang semakin tumbuh di era pandemi Covid-19. Selain itu pada HKGN 2202 juga dijalankan bentuk baru yaitu kegiatan bakti sosial berupa teledentistry yang semakin berkembang akhir-akhir ini. Kegiatan HKGN 2022 merupakan dedikasi kalangan profesi kesehatan gigi untuk pemulihan bersama kehidupan masyarakat. Pulih bersama termasuk pula di bidang kesehatan gigi sebagai bagian integral seluruh kehidupan masyarakat. Dengan pulihnya pelayanan kesehatan gigi berarti akan semakin mewujudkan senyum sehat Indonesia. Selamat Hari Kesehatan Gigi Nasional 2022.
[Opini ini dimuat di Dentamedia Nomor 4 Volume 26 Oktober-Desember 2022; Foto : G20; Editor : Messya Rachmani]
Posting Komentar untuk "Kedokteran Gigi Menuju Pulih Bersama"