Kegiatan perayaan ini di diluncurkan di
SDN Karet Tengsin 15 Jakarta. Masyarakat diingatkan kembali dengan Cara Mudah
2-2-2 untuk Gigi dan Mulut Sehat, yaitu 2 kali sehari menyikat gigi pada saat
setelah sarapan dan sebelum tidur, 2 menit waktu sikat gigi dan 2 kali setahun
untuk periksa rutin ke dokter gigi. Selain itu kegiatan ini juga memperkenalkan
kembali Teledentistry yang menghadirkan layanan konsultasi dokter gigi jarak
jauh, tak berbatas jarak.
Kegiatan di SDN Karet
Tengsin 15 juga dihadiri oleh Prof. Ihsane Ben Yahya selaku presiden dari Federation
Dentaire Internationale (FDI) yang merupakan organisasi dokter gigi tingkat
internasional. Dalam sambutannya beliau mengatakan kesehatan
gigi di seluruh dunia seringkali menjadi permasalahan karena belum menjadi
prioritas bagi kehidupan manusia. “Kami tidak bisa atasi permasalahan ini
secara sendirian, jadi kami bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk
memberikan edukasi tentang kesehatan gigi dan mulut sudah sangat penting untuk
terus dilakukan secara terus menerus,” ujarnya.
Sementara itu Ainul Yaqin, Direktur Personal Care Unilever Indonesia menyampaikan bahwa acara WOHD 2023 diselenggarakan karena belum adanya rutinitas pada kehidupan masyarakat untuk berkonsultasi ke dokter gigi masih sangat rendah. “Inilah yang membuat kita untuk selalu berkomitmen agar bisa mengkomunikasikan kepada masyarakat tentang pentingnya merawat gigi dengan cara menyikat gigi sebanyak 2 kali sehari selama 2 menit, 2 kali setiap tahun pergi ke dokter gigi,” tuturnya. Pesan ini sudah menjadi bentuk komitmen Unilever Indonesia melalui brand Pepsodent lewat kampanye Konsultasikan Gigi Sekarang untuk Senyum Kuat Indonesia yang telah berhasil dijalankan pada program ke sekolah-sekolah di Indonesia selama 14 tahun.
Untuk mendukung perayaan World Oral Health Day, Unilever Oral Care Global dan Oral Health Foundation dari Inggris mengadakan round table discussion yang mengundang perwakilan dari enam negara yaitu Inggris, Vietnam, Ghana, Indonesia, Tunisia dan Bangladesh untuk menggali permasalahan terkait akses terhadap kesehatan gigi dan mulut dan bagaimana Teledentistry bisa menjadi salah satu solusinya.
Prof. Dr. drg. Tri Erri Astoeti, M.Kes Anggota Dewan Pakar PB PDGI yang turut ikut serta dalam round table discussion menekankan bahwa masyarakat di Indonesia sudah mengerti terkait sikat gigi 2 kali sehari tapi hanya 2,8% yang menyikat gigi di waktu yang benar. Selain itu 88,8% gigi orang Indonesia berlubang, 93% anak usia dini sudah berlubang, maka dari itu pentingnya untuk terus mengingatkan agar masyarakat menjadi ter edukasi.
Selain itu Prof Erri juga menekankan terdapat beberapa permasalahan yang menyebabkan hal tersebut. “Secara garis besar terdapat tiga tantangan yang dihadapi Indonesia, yaitu faktor biaya, persebaran dokter gigi yang belum merata, serta jumlah dokter gigi yang masih terbatas. Kita hanya punya kurang lebih 42 ribu dokter gigi di Indonesia, dengan penduduk yang 270 juta dan harapan Kementerian Kesehatan untuk mencapai target 1:3.000, sehingga Indonesia butuh dokter gigi hingga 90 ribu agar memenuhi target. selain itu 31,2% juga puskesmas tidak mempunyai dokter gigi sehingga Teledentistry menjadi salah satu solusinya.”
drg. Rahardyan Parnaadji, M.Kes., Sp. Pros selaku Ketua dari Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi juga menambahkan pandangan. “Sejauh ini, 32 Institusi Pendidikan Dokter Gigi (IPDG) yang ada menghasilkan 4.000 dokter gigi pertahun, jika kita bandingkan dengan kekurangan 90 ribu, artinya kita perlu 15 tahun dengan catatan penduduk tidak berkembang jumlahnya, sehingga rasanya mustahil dicapai dalam waktu dekat”. Beliau juga menuturkan bahwa terdapat beberapa solusi seperti kegiatan Internship dan Pencabutan Moratorium pendirian Fakultas Kedokteran Gigi tapi hasilnya tidak dapat didapatkan dalam waktu cepat sehingga Teledentistry dapat menjadi solusi dalam waktu tersebut.
Dr. drg. Julita Hendrawati, M.Kes., AAK
selaku Ketua Asosiasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Indonesia (ARSGMPI)
menekankan masih ada mispersepsi di masyarakat terkait faktor datang ke dokter
gigi mahal. “Pemerintah telah memperluas akses bagi peserta JKN untuk perawatan
gigi dan mulut gratis terbatas di fasilitas kesehatan. Teledentistry dapat
menjadi solusi melalui edukasi promotif dan preventif, sehingga dapat
mendeteksi dini permasalahan agar dapat ditindaklanjuti ke fasilitas kesehatan
tingkat pertama maupun RSGM.” [Berita, Foto : Messya Rachmani, Syauqi Syafiq]
Posting Komentar untuk "WOHD 2023 : #KONSULTASIGIGISEKARANG"