Oleh : Iwan Dewanto
Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Anggota PDGI Cabang Sleman
Setelah gelombang penolakan terhadap perundangan yang
tidak memberi tempat formal pada organisasi profesi, saat ini Persatuan Dokter
Gigi Indonesia (PDGI) sedang berada di masa pancaroba. Ini adalah masa
peralihan dari status PDGI yang sebelumnya
wajib diikuti oleh seluruh dokter gigi menjadi organisasi “biasa” yang dokter
gigi tidak lagi harus menjadi anggotanya.
Dalam situasi pancaroba ini, tetap masih ada hal yang harus kita syukuri bersama yaitu bahwa PDGI sampai hari ini masih menjadi satu-satunya organisasi induk untuk seluruh dokter gigi di Indonesia. Ini merupakan modal awal terbaik bagi pengurus PDGI saat ini maupun pengurus baru pasca Kongres Nasional PDGI di Surabaya nanti. Kunci program mendatang adalah membuat PDGI tetap diminati oleh dokter gigi karena memang memberi manfaat besar untuk anggota, untuk itu perlu dilakukan tindakan taktis yang berbasis kepentingan bersama.
Reposisi Peran sebagai Organisasi Profesi
Meskipun kolegium mengambil peran sentral dalam hal
pembinaan kompetensi, tetapi peran representatif tidak dimiliki oleh kolegium.
PDGI tetap menjadi organisasi satu-satunya yang karena memiliki anggota dapat
menjadi organisasi representatif. PDGI perlu bertransformasi menjadi organisasi
aspiratif yang selalu mendengar dan peduli pada anggotanya, untuk kemudian
mengartikulasikan aspirasi tersebut untuk kepentingan dokter gigi.
PDGI kini perlu lebih fokus pada isu kesejahteraan dan keadilan bagi anggotanya termasuk advokasi kebijakan dan perlindungan hukum. PDGI kini harus selalu berada bersama dokter gigi karena tidak lagi memiliki peran menjadi kepanjangan tangan pemerintah, dengan reposisi ini PDGI akan tetap menjadi organisasi relevan bagi dokter gigi.
Kolaborasi dengan Kolegium
Peran pembinaan kompetensi yang sudah berada diluar
organisasi profesi perlu disikapi dengan membangun kolaborasi dan sinergi
bersama kolegium-kolegium. PDGI bisa
berperan sebagai mitra strategis kolegium, mendukung pengembangan pelatihan
berkelanjutan, dan memfasilitasi pelaksanaan pendidikan profesi dokter gigi.
Ini menciptakan kolaborasi yang produktif, bukan kompetisi.
PDGI dengan anggota dokter gigi dan juga dokter gigi dari berbagai spesialis memegang peran kunci menyampaikan kepentingan mereka yang terkait dengan kolegium. Dengan keberagaman anggota, PDGI juga dapat menjadi mitra dialog yang tepat untuk memasukan suara dokter gigi dalam penyusunan kebijakan standar profesi, standar kompetensi, terkait kecukupan Satuan Kredit Profesi (SKP), penyelenggaraan kegiatan pelatihan, serta penyelenggaraan uji kompetensi.
Inovasi Layanan Keanggotaan
Memanfaatkan teknologi digital, PDGI perlu untuk
menawarkan layanan berbasis teknologi seperti e-learning, e-rekam medik,
e-commerce dalam bentuk aplikasi mobile untuk mempermudah akses anggota terhadap
kemudahan dalam praktik, informasi terbaru, serta peluang pengembangan karier.
Era saat ini adalah "connect" semua orang terhubung satu dengan yang lainnya. Perlu dibuat wadah khusus bagi anggota PDGI yang meskipun tersebar di berbagai wilayah Nusantara, namun tetap terhubung dalam satu visi dan bangga dengan komitmen profesional akan perannya di pembangunan kesehatan. Harapan dari layanan ini adalah memfasilitasi semua anggota agar selalu terkoneksi dengan PDGI dimanapun anggota berada.
Seluruh layanan PDGI perlu diubah menjadi berorientasi pada kesejahteraan anggota. PDGI bisa memberikan layanan tambahan seperti perlindungan hukum, program asuransi kesehatan, konsultasi finansial, serta dukungan kesehatan mental bagi anggotanya; yang bisa menarik lebih banyak minat untuk bergabung.
Advokasi dan Lobi untuk Kepentingan Anggota
PDGI perlu secara aktif terlibat dalam advokasi
terhadap kebijakan pemerintah yang dapat mempengaruhi dokter gigi, seperti
regulasi mengenai pendidikan, pengaturan praktik, perpajakan, dan lainnya. aktivasi
ini penting untuk memastikan bahwa kepentingan dokter gigi tetap
diperhitungkan.
PDGI juga perlu membentuk aliansi dengan organisasi profesi lainnya. Melalui koalisi bersama organisasi profesi lain, PDGI dapat memperkuat posisi tawarnya dalam memperjuangkan peran yang lebih besar dalam pengaturan profesi.
Penguatan Peran di Daerah
PDGI berkewajiban lebih memberdayakan cabang dan
wilayah di berbagai daerah untuk menjadi pusat informasi dan pengembangan kapasitas
dokter gigi lokal. PDGI cabang dan wilayah juga perlu dirangsang agar dapat
menjadi mitra pemerintah lokal yang diperhitungkan. Ini bisa menciptakan
keterlibatan yang lebih intensif dan menjaga loyalitas anggota.
Tak kalah pentingnya adalah program sosial dan kemanusiaan yang perlu didorong untuk digalakkan PDGI cabang dan wilayah. Mengadakan kegiatan sosial di komunitas seperti bakti sosial kesehatan, kampanye kesehatan gigi, atau kerja sama dengan sektor lain untuk memberikan manfaat langsung bagi masyarakat dan memperkuat citra organisasi.
Penguatan Etika Profesi dan Kepemimpinan
PDGI sebagai organissai yang memiliki anggota
langsung para dokter gigi bisa berperan besar dalam menetapkan dan memperkuat
standar etika profesi serta menjadi pemimpin moral dalam tata kelola profesi
dokter gigi. Hal ini bisa mencakup pelatihan tentang etika dan advokasi
terhadap praktik kedokteran gigi yang aman dan berkualitas.
Untuk melahirkan kader-kader di lingkup PDGI sendiri ataupun untuk duduk di tatanan organisasi lain maupun pemerintahan perlu dikembangkan mentoring dan pengembangan kepemimpinan terutama bagi dokter gigi muda. Program mentoring dan pengembangan kepemimpinan bagi dokter gigi muda dapat menumbuhkan keterlibatan dalam organisasi dan mendorong pembentukan pemimpin masa depan di bidang kedokteran gigi.
Transparansi dan Akuntabilitas Organisasi
Sebagai organisasi publik, PDGI perlu megembangkan karakter sebagai organisasi yang transparan dan akuntabel. PDGI harus meningkatkan transparansi dalam segala aspek pengelolaan organisasi, mulai dari penggunaan dana hingga pengambilan keputusan. Dengan transparansi dan akuntabilitas PDGI akan tumbuh menjadi organisasi bersama dimana anggota merasa menjadi bagian utuh karena selalu dilibatkan dalam pergerakan organisasi.
Untuk itu semua saluran komunikasi antara pengurus PDGI dan anggota PDGI perlu dimaksimalkan dengan mengembangkan media sosial kekinian dengan tetap juga mempertahankan format komunikasi lama yaitu tatap muka langsung. Komunikasi adalah kunci dari transparansi dan akuntabilitas organisasi.
Posting Komentar untuk "PDGI di Masa Pancaroba, Perlu Tindakan Taktis"